BISNIS TIKET PESAWAT ONLINEBISNIS TIKET PESAWAT ONLINE
Direkomendasikan bagi Anda yang ingin memiliki dan mengelola bisnis penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, cepat, dan aman. KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.

KOLEKSI WALLPAPER FOTO PESAWAT TERBANG :


Bandara-bandara di bawah manajemen PT Angkasa Pura II sebenarnya masih banyak yang merugi

Bandara-bandara di bawah manajemen PT Angkasa Pura II sebenarnya masih banyak yang merugi. Info sangat penting tentang Bandara-bandara di bawah manajemen PT Angkasa Pura II sebenarnya masih banyak yang merugi. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Bandara-bandara di bawah manajemen PT Angkasa Pura II sebenarnya masih banyak yang merugi

Dua perusahaan yaitu PT Sinar Mas (Simas) dan PT LCNC menjadi dua kandidat investor yang serius telah memburu saham dari Mandala Airlines. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singayudha Gumay mengatakan, Mandala telah melaporkan dua perusahaan tersebut sebagai calon investor Mandala. "Sekarang masih dalam tahap negosiasi. Finalisasi dengan kedua investor ini akan diputuskan Mandala pekan depan," kata Herry di Jakarta, Jumat (28/1/2011). Dijelaskannya, PT LCNC adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyewaan (lessor) pesawat, sedangkan Simas adalah perusahaan milik keluarga Wijaya yang bergerak di berbagai bidang, seperti kelapa sawit dan telekomunikasi. Berapa saham yag akan dilepas, Herry menyatakan, diserahkan sepenuhnya dalam negosiasi tersebut. Pemerintah tidak mau turut campur dalam hal bisnis antarperusahaan tersebut. Tujuh bandara dibawah manajemen PT Angkasa Pura II masih belum mencatatkan keuntungan pada periode 2010 lalu. Majalah Otomotif Online. Kotabumi. Lampung Utara. Bandara-bandara tersebut antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Bandara Minangkabau (Padang), Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta), Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh), Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Bandara Sultan Taha (Jambi), dan Bandara Depati Amir (Pangkal Pinang). Namun kerugian tersebut masih bisa ditanggulangi dengan keuntungan sebesar Rp.1,573 triliun yang diperoleh Bandara Soekarno-Hatta. Bandara-bandara di bawah manajemen PT Angkasa Pura II sebenarnya masih banyak yang merugi, tetapi kerugian tersebut tertutup oleh besarnya keuntungan Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng. Seperti diberitakan sebelumnya, 12 bandara wilayah AP II menangguk untung Rp 1,264 triliun pada 2010. Dari data AP II, ada lima bandara yang saat ini mampu meraih keuntungan, Bandara Soekarno-Hatta memperoleh keuntungan tertinggi, yaitu Rp 1,573 triliun. Keuntungan itu mampu menutup kerugian tujuh bandara antara lain Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang) yang merugi Rp 37 miliar, Bandara Minangkabau (Padang) Rp 36,623 miliar, Bandara Halim Perdanakusuma (Jakarta) Rp 16,309 miliar, Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh) Rp 17,331 miliar, Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang) Rp 5,692 miliar, Bandara Sultan Taha (Jambi) Rp 3,9 miliar, dan Bandara Depati Amir (Pangkal Pinang) yang rugi Rp 83 juta pada 2010 lalu. Adapun empat bandara lain yang menghasilkan keuntungan adalah Bandara Polonia (Medan) Rp 59,635 miliar, Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru) Rp 15,604 miliar, Bandara Supadio (Pontianak) Rp 5,432 miliar, dan Bandara Husein Sastranegara (Bandung) Rp 9,858 miliar. Menteri BUMN Mustafa Abubakar meminta agar AP II untuk meningkatkan keuntungan usahanya menjadi Rp 1,35 triliun pada 2011. Pertumbuhan industri penerbangan nasional bisa mendongkrak keuntungan bisnis jasa bandara tersebut. "Bila tahun lalu keuntungannya bisa capai Rp 1,26 triliun, maka saya pasangpeningkatan jadi Rp 1,35 triliun," kata Mustafa, Rabu (26/1/ 2011). Meneg BUMN menyatakan, AP II bisa meraih target tersebut mengingat pada tahun-tahun sebelumnya keuntungan juga melebihi target yang ada. Sebagai contohnya, tahun 2009 ditargetkan hanya Rp 900 miliar, pada kenyataannya keuntungan menjadi Rp 1 triliun, pada 2010 target Rp1 triliun ternyata realisasinya mencapai Rp 1,26 triliun. "Nah kalau tahun ini targetnya Rp 1,29 triliun, saya naikkan menjadi Rp 1,35 triliun. Let's do it," tegasnya. Selain kepada manajemen PT AP II, Mustafa juga meminta agar perusahaan untuk memfokuskan kinerja pada pengembangan usaha, bukan untuk mencari dividen. "Jangan terlalu dividen oriented, tetapi harus pertumbuhan oriented.


Powered By : Blogger